Kabupaten Bojonegoro
K abupaten Bojonegoro (Jawa: Hanacaraka: ꦧꦺꦴꦗꦤꦒꦫ, Pegon: بَوجاناڮارا, translit. Bojånagårå) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Kecamatan Bojonegoro. Wilayah ini berbatasan langsung dengan 7 kabupaten di sekitarnya. Sebagai gerbang masuk utama Jawa Timur dari arah barat, wilayah barat Bojonegoro merupakan bagian dari Blok Cepu, sumber deposit minyak bumi utama di Indonesia. Penduduknya berjumlah sekitar 1.339.100 jiwa per sensus penduduk tahun 2020 dengan kepadatan 580 jiwa/km².
Kabupaten Bojonegoro memiliki sejarah yang kaya. Pada masa india Kuno, wilayah ini dipengaruhi kuat oleh kebudayaan Hindu dari India. Bojonegoro termasuk dalam kekuasaan Majapahit hingga abad ke-16. Pada abad ke-16, Bojonegoro menjadi bagian dari Kesultanan Demak, dan dengan berkembangnya Islam, terjadi pergeseran nilai masyarakat dari Hindu ke Islam.
Pada tanggal 20 Oktober 1677, status Jipang diubah menjadi kabupaten, dan ini dianggap sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Sepanjang sejarahnya, Bojonegoro juga masuk dalam wilayah Kesultanan Pajang (1586) dan Kesultanan Mataram (1587). Pusat pemerintahan kemudian dipindahkan dari Jipang ke Rajekwesi pada tahun 1725.
Kabupaten Bojonegoro terletak pada posisi 112°25'–112°09' Bujur Timur dan 6°59'–7°37' Lintang Selatan. Dialiri oleh Sungai Bengawan Solo, yang menjadi batas dengan Provinsi Jawa Tengah. Wilayah utara Kabupaten Bojonegoro, yang dilalui oleh sungai tersebut, merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang subur dengan pertanian padi pada musim penghujan dan tembakau pada musim kemarau. Bagian selatan merupakan pegunungan kapur, bagian dari Pegunungan Kendeng. Bagian barat laut merupakan bagian dari Pegunungan Kapur Utara, berbatasan dengan Jawa Tengah. Kota Bojonegoro terletak di jalur Surabaya-Cepu-Semarang dan dilintasi jalur kereta api Surabaya-Semarang-Jakarta.
Batas-batas wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut:
Kabupaten Tuban Utara
Kabupaten Lamongan Timur
Kabupaten Ngawi Selatan , Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Jombang
Barat Kabupaten Blora, Jawa Tengah
Topografi Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh tanah yang berbukit di sebelah selatan (Pegunungan Kapur Selatan) dan utara (Pegunungan Kapur Utara), dengan dataran rendah di sepanjang aliran Bengawan Solo yang subur untuk pertanian. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bojonegoro memiliki kemiringan relatif datar, sekitar 91,26% dengan kemiringan antara 0-15%. Ketinggian wilayah ini rata-rata berkisar antara 25–500 meter di atas permukaan laut.
Jenis tanah di Kabupaten Bojonegoro meliputi Aluvial, Grumosol, Litosol, dan Medeteran. Grumosol merupakan jenis tanah yang paling dominan, mencapai 38,55% dari total wilayah, diikuti oleh Litosol (22,05%), Alluvial (20,09%), dan Medeteran (19,31%).
Kabupaten Bojonegoro memiliki iklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim. Musim penghujan (November–April) dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut, basah dan lembap. Musim kemarau (Mei–Oktober) dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara, bersifat kering dan dingin. Musim kemarau terjadi pada bulan Mei–Oktober dengan rata-rata curah hujan di bawah 120 mm per bulan (terkering Agustus). Musim penghujan (November–April) memiliki rata-rata curah hujan lebih dari 150 mm per bulan (terbasah Januari). Suhu udara rata-rata 21°–33 °C, dengan tingkat kelembapan nisbi sekitar ±77%.